Jejak Keteguhan di Antara Riuh Kota: Sebuah Kisah Tentang Syukur dan Perjuangan

Jejak Keteguhan di Antara Riuh Kota: Sebuah Kisah Tentang Syukur dan Perjuangan
Medan Sunggal, Kota Medan - (01/04/25) Di balik hiruk-pikuk kota yang tak pernah berhenti, tersimpan banyak kisah mengharukan tentang perjuangan hidup. Salah satunya adalah seorang Bapak berusia 69 tahun yang setiap hari berjualan air mineral di pinggir jalan. Suatu hari, Jestham tak sengaja bertemu dengannya dan terkesan dengan semangat pantang menyerah yang terpancar dari raut wajahnya. Meski hanya menjual 40-50 botol sehari dengan keuntungan kecil, Bapak ini tetap bersyukur dan bekerja keras demi menghidupi istri tercinta.

Dalam percakapan mereka, terungkap bahwa Bapak ini telah berjualan di lokasi tersebut selama tiga tahun. Awalnya, Ia memilih tempat itu karena masih sepi dari pedagang lain. Sebelumnya, Ia berjualan di Aksara, namun persaingan yang ketat membuatnya mencari peluang baru. Dengan tekad kuat, Ia bangun pagi dan pulang menjelang magrib, menaiki angkutan umum dari Marelan, jarak yang cukup jauh untuk ditempuh setiap hari.
Yang membuat Jestham terharu adalah ketulusan Bapak ini dalam bekerja. Ia menjelaskan bahwa semua jerih payahnya adalah untuk sang istri. Ia meyakini bahwa menyayangi istri adalah kunci kelancaran rezeki, dan ketidakharmonisan rumah tangga hanya akan menghambat rezeki. Nilai-nilai sederhana namun penuh makna inilah yang menjadi prinsip hidupnya.
Tak hanya itu, Bapak ini juga bercerita tentang keluarganya. Ia memiliki enam anak dan 16 cucu, meski dua di antaranya telah meninggal saat masih kecil. Meski hidup pas-pasan, Ia tak pernah mengeluh. Justru, kegigihannya dalam berjualan menjadi bukti cintanya pada keluarga. Jestham pun tergerak untuk membeli semua sisa dagangannya dan memberikan sedikit rezeki sebagai bentuk apresiasi.
Saat menerima bantuan, Bapak itu terlihat sangat tersentuh. Ia mengaku belum pernah menerima pemberian sebesar itu sebelumnya. Uang itu rencananya akan digunakan untuk membeli daging dan kue lebaran, agar istri dan keluarganya bisa merayakan hari raya dengan bahagia. Rasa syukurnya terpancar jelas saat Ia menyadari rezeki itu datang tepat di momen saat akan menyambut hari raya.
Percakapan mereka pun berlanjut dengan nasihat-nasihat kehidupan. Bapak itu menekankan pentingnya saling menyayangi dalam rumah tangga, rajin beribadah, dan tidak pernah lupa bersyukur. Ia meyakini bahwa rezeki akan selalu datang jika seseorang menyayangi pasangannya dan menjaga hubungan dengan Tuhan. Jestham pun mendoakannya agar selalu sehat dan dilimpahkan keberkahan.
Sebagai penutup, Bapak ini mengingatkan bahwa rezeki bukan hanya tentang materi, tetapi juga kesehatan dan kebahagiaan keluarga. Baginya, selama keluarga sehat dan rukun, sisanya hanyalah bonus dari Tuhan. Semangat Bapak penjual air mineral ini patut menjadi inspirasi. Di usianya yang tak lagi muda, Ia membuktikan bahwa kerja keras, rasa syukur, dan cinta keluarga adalah kunci hidup yang bermakna.