Jestham Berbagi : Kisah Haru Bapak Pemilik Becak yang Penuh Harapan

oleh Ramanda Aulizabullet
Ditinjau oleh Thomas Iskandar
Sumber: youtube/@ownerjestham
Sumber: youtube/@ownerjestham

Jestham Berbagi : Kisah Haru Bapak Pemilik Becak yang Penuh Harapan

Kota Medan - (28/02/25) Apa yang terjadi ketika seorang Bapak tukang becak yang hampir putus asa tiba-tiba diminta memilih antara uang tunai atau belanja gratis? Jawabannya bukan sekadar tentang hadiah, tapi tentang kejutan tak terduga dari Sang Maha Pemberi Rezeki.



Siang itu, Jesica Thamrin memulai misi berbaginya dengan cara yang berbeda. Di tengah terik matahari, Ia melihat seorang Bapak tua yang duduk lesu di becak usangnya. Tak ragu Jestham langsung mendekat dan mengajak Bapak itu untuk mengikuti game sederhana, memilih kupon undian berhadiah. Dengan semangat, Bapak itu memilih salah satu kupon dan ternyata, rezeki datang menghampirinya. Ia berhak mendapatkan uang belanja di grosir terdekat. Senyum sumringah mengembang di wajahnya, meski kebingungan masih terlihat jelas.



Kasih Juang Seorang Ayah Untuk Keluarga
Kasih Juang Seorang Ayah Untuk Keluarga


Setelah berbelanja, mereka pun berbincang hangat. Bapak itu bercerita tentang perjuangan hidupnya yang penuh liku. Setiap hari, Ia harus bertarung dengan kekurangan, mulai dari beras yang kerap habis sebelum waktunya hingga becak tua yang sering mogok di tengah jalan. "Sekarang, makan seadanya saja sudah syukur," ujarnya dengan nada pasrah. Becaknya pun bukan miliknya sendiri, melainkan pinjaman dari ipar. Bahkan untuk memperbaiki mesin becak yang rusak, Ia tak punya biaya. "Kalau diperbaiki, bisa habis hampir Rp800 ribu," katanya sambil menggeleng.



Namun, di balik segala kesulitan, Bapak itu menyimpan harapan besar, melihat anak-anaknya tumbuh menjadi orang sukses dan berbakti. "Saya hanya ingin anak-anak saya takut akan Tuhan, tidak melawan dan menghormati orang tua," katanya dengan mata berkaca-kaca. Baginya, pendidikan dan akhlak adalah warisan terbaik yang bisa Ia berikan, meski materi serba terbatas. Ketulusannya menyentuh hati Jestham, yang kemudian memutuskan untuk memberikan tambahan rezeki agar Bapak itu bisa memperbaiki becaknya dan memenuhi kebutuhan lain.



Saat menerima bantuan, Bapak itu tak kuasa menahan air mata. "Ini jawaban doa saya," ucapnya gemetar. Rupanya, selama sebulan terakhir, Ia tak henti berdoa memohon pertolongan Tuhan. "Waktu Tuhan memang yang terbaik," katanya dengan syukur. Ia mengaku sempat bingung saat diminta memilih kupon, tetapi kini Ia yakin bahwa semua ini adalah rencana Tuhan yang indah.



Perjalanan hidup Bapak itu adalah cermin ketabahan. Meski terkadang lancar, seringkali mogok dalam mencari nafkah, Ia tak pernah menyerah. "Kita tidak bisa mengubah keadaan, tapi bisa menerimanya dengan ikhlas," katanya bijak. Pesannya untuk keluarga juga sederhana, tetaplah bersemangat dan percaya bahwa Tuhan tidak pernah tidur.



Sebelum berpisah, Jestham berpesan, "Semangat terus, Pak. Prosesnya mungkin berat, tapi percayalah, Tuhan sudah mengatur segalanya." Bapak itu pun mengangguk haru, memanjatkan Jestham dengan doa tulus. Berbagi tak selalu tentang jumlah, tetapi ketulusan dan bahwa harapan bisa tumbuh bahkan di tengah becak yang paling reot sekalipun. Tuhan punya cara-Nya sendiri untuk menghibur hamba-Nya yang sabar.

Referensihttps://youtu.be/7mxRXBSxRAs