Ibu Pemulung dan Kejujuran: Antara Realita dan Prasangka

oleh Ramanda Aulizabullet
Ditinjau oleh Thomas Iskandar
Sumber: youtube/@ownerjestham
Sumber: youtube/@ownerjestham

Ibu Pemulung dan Kejujuran: Antara Realita dan Prasangka

Medan Tembung, Kota Medan - (31/03/25) Di tengah kesibukannya membagikan sembako kepada mereka yang membutuhkan, Jestham dipertemukan dengan seorang Ibu yang tengah berjuang mencari nafkah. Perempuan itu terlihat membawa setumpuk barang bekas di pundaknya, wajahnya lelah namun penuh tekad. Tanpa ragu, Jestham menghampirinya dan menawarkan bantuan. Tak sekadar membagikan sembako, pertemuan itu justru menjadi momen yang menggugah hati, mengingatkannya pada ketulusan seorang Ibu yang berkorban demi keluarganya.



Pengorbanan Seorang Ibu Demi Keluarga
Pengorbanan Seorang Ibu Demi Keluarga


Saat ditanya asalnya, sang Ibu menjawab bahwa Ia berasal dari Pasar Menteng, bekerja sebagai pengumpul barang bekas. Jestham pun memberikan beras, minyak, dan beberapa kebutuhan pokok lainnya, berharap sedikit bantuan itu bisa meringankan beban keluarga tersebut. Ketika ditanya tentang anak-anaknya, sang Ibu menjelaskan bahwa Ia memiliki lima orang anak, dua perempuan dan tiga laki-laki. Namun, hanya dua yang masih bisa bersekolah.



Perjuangan hariannya sungguh mengharukan. Setiap hari, Ia berjalan kaki mengumpulkan barang bekas, kadang hanya mendapat penghasilan sekitar Rp300.000 per minggu. "Capek, tapi demi anak-anak, saya harus kuat," katanya dengan mata berkaca-kaca. Suaminya juga bekerja sebagai tukang becak barang, namun penghasilannya tak menentu. Hidup mereka serba kekurangan, bahkan baru saja pindah rumah karena masalah ekonomi.



Harapannya sederhana, Ia hanya ingin anak-anaknya kelak mendapatkan rezeki yang lebih baik dan hidup sukses. Jestham pun menguatkannya dengan kata-kata penyemangat, mengajaknya untuk tetap percaya pada rencana Tuhan. "Tuhan punya rancangan indah untuk Ibu. Datanglah ke gereja, carilah dahulu Kerajaan Allah, maka semuanya akan ditambahkan," katanya sambil menitipkan doa.



Mendengar cerita sang Ibu, Jestham tak kuasa menahan haru. Ia memberikan sedikit tambahan uang sebagai bentuk dukungan, berharap itu bisa menjadi berkat bagi keluarga tersebut. "Perjuangan seorang ibu itu luar biasa. Apa yang tidak mungkin, jadi mungkin demi anak-anak," ujarnya.



Di akhir pertemuan, Jestham berpesan agar sang Ibu tetap kuat dan bersandar pada Tuhan. "Percayalah, tidak ada perjuangan yang sia-sia. Tuhan itu baik, dan Ia pasti memberkati Ibu sekeluarga," katanya penuh keyakinan. Sang Ibu pun mengucapkan terima kasih dengan air mata, merasa terhibur oleh kepedulian yang diberikan.



Semangat dan pengorbanan sang Ibu adalah bukti nyata kasih tanpa pamrih. Mari kita senantiasa bersyukur, peduli terhadap sesama, dan percaya bahwa setiap kebaikan yang kita tabur akan kembali sebagai berkat. Semoga setiap beratnya beban yang Ibu pikul akan membawakan kemurahan rezeki yang selalu bertabur.

Referensihttps://youtu.be/uFqd3EqyR_o