Jestham Traktir : Duduk Sendiri Tanpa Suara, Tapi Tuhan Kirimkan Rezeki Lewat Orang Baik

Jestham Traktir : Duduk Sendiri Tanpa Suara, Tapi Tuhan Kirimkan Rezeki Lewat Orang Baik
Pulo Brayan, Kota Medan - (09/05/25) Di tengah kesibukan kota yang tak kenal lelah, sebuah momen mengharukan terjadi ketika Jestham tanpa sengaja melihat seorang Bapak driver ojol sedang beristirahat di depan minimarket. Tanpa pikir panjang, Ia pun mengajaknya untuk menjalankan misi"Jestham Traktir" dengan berbelanja kebutuhan pokok rumah tangga dalam waktu 2 menit. Bapak yang bernama Bagus itu awalnya terkejut, tetapi dengan rasa syukur, Ia menyambut tawaran baik ini. Semangatnya begitu besar demi sang istri dan buah hati tercinta yang masih berusia 1 tahun 8 bulan.
Dengan gesit, Pak Bagus memenuhi keranjang belanjaannya. Mulai dari beras, minyak goreng, gula, hingga kebutuhan si kecil seperti susu dan pampers. Jestham yang melihat antusiasme Pak Bagus tak bisa menahan senyum. "Cepat, Pak! Waktunya tinggal 30 detik!" serunya sambil memacu semangat sang Bapak. Tak lupa, mereka juga menyelipkan sedikit candaan dan tawa di antara kejar-kejaran memenuhi keranjang belanja.
Usai berbelanja, Jestham dan Pak Bagus berbincang santai. Dari obrolan itu, terungkap bahwa Pak Bagus bekerja dari pagi buta pukul 4.00 hingga malam hari, sementara sang istri berprofesi sebagai guru honorer. "Kalau pulang enggak bawa uang, malu," ujarnya sambil tertawa. Meski hidup sederhana, Pak Bagus bersyukur memiliki istri yang meski "galak", tetap menyayanginya dan selalu menyiapkan air minum saat Ia pulang kerja.
Keluarga kecilnya menjadi motivasi terbesar Pak Bagus. Ia memperlihatkan foto istri dan anaknya yang tersimpan di dompet, "Kalau lagi capek, lihat mereka, hilang semua lelahnya," katanya dengan mata berbinar. Anak perempuannya yang bernama Amisya, yang berarti "perempuan cantik" menjadi alasan Ia bekerja keras. "Harapannya, suatu hari Amisya bisa lebih sukses dari saya, enggak perlu panas-panasan kayak Bapaknya," ucapnya penuh haru.
Ketika ditanya hal paling disyukuri, Pak Bagus menjawab, "Kesehatan." Tanpa kesehatan, Ia tak bisa mencari nafkah untuk keluarga. Sementara ketakutan terbesarnya adalah menjadi tidak berguna. "Kalau enggak berguna, buat apa hidup?" ungkapnya dengan nada serius. Nilai-nilai sederhana namun penuh makna inilah yang membuat perjuangannya begitu menginspirasi.

Sebagai penutup, Jestham memberikan tambahan rezeki agar Pak Bagus bisa membeli pizza untuk makan bersama keluarga. "Ini titip salam untuk istri dan Amisya. Semoga Bapak selalu dilancarkan rezekinya," kata Jestham. Pak Bagus pun mengucap syukur, "Alhamdulillah, enggak nyangka dapat rezeki dari Allah melalui Kak Jestham."
Berbagi tak melulu tentang nominal besar, melainkan ketulusan. Kebaikan kecil seperti misi traktir tak terduga oleh Jestham bisa menjadi berkah besar bagi keluarga seperti Pak Bagus. Semangatnya yang pantang menyerah, rasa syukur, dan cinta pada keluarga adalah pelajaran berharga, rezeki akan selalu datang pada mereka yang ikhlas berjuang dan tak lupa bersyukur.