Berbagi Kebahagiaan : Semangat Ibu Penjual Bubur Yang Tak Pernah Luntur

Berbagi Kebahagiaan : Semangat Ibu Penjual Bubur Yang Tak Pernah Luntur
Pulo Brayan, Kota Medan - (03/01/2025) Pagi itu, kabut tipis masih menyelimuti jalanan di sekitar kantor Jestham. Udara yang sejuk berpadu dengan aroma harum bubur yang baru saja matang, dibawa oleh seorang wanita paruh baya dengan motor tuanya yang setia menemani perjuangannya. Seperti biasa, Ia melintas di depan kantor Jestham, menawarkan dagangannya dengan senyum tulus meski raut lelah terpancar jelas di wajahnya.
Hari itu, seperti biasa, Ia tiba di depan kantor Jestham dengan senyum tulus meski tubuhnya letih. Kebetulan, Jesica Thamrin yang pagi itu berada di kantor melihat sang Ibu penjual bubur itu sedang melintas. Ia memanggil sang Ibu untuk berhenti, melihat dagangannya yang masih banyak, Ia berniat untuk membantu sang Ibu dengan membeli semua dagangan bubur nya. "Saya borong semua bubur nya untuk anak-anak kantor boleh, ya, Bu?" Tawaran tersebut membuat sang Ibu tidak dapat menahan haru bahagianya.
Mata Ibu itu berbinar. "Alhamdulillah," ucapnya pelan. Di balik kerudungnya, tersimpan cerita tentang perjuangan tanpa henti. Setiap porsi bubur yang Ia jual adalah bukti cintanya pada keluarga, untuk biaya keperluan anaknya, untuk obat sang nenek, dan untuk menambah penghasilan suami demi kebutuhan pokok dirumah.
Ternyata, sang Ibu sudah sering berjualan di daerah kantor, bahkan, tak sedikit karyawan Jestham yang menjadi langganan bubur yang dijualnya. Jestham yang mengetahui hal tersebut tak berpikir panjang lagi untuk segera memanggil dan mengajak karyawan yang ada di kantor untuk keluar menemui bubur langganan mereka untuk sarapan setiap harinya.
Sang Ibu terlihat begitu semangat mempersiapkan semuanya, Ia membungkus semua dagangannya yang sedikit demi sedikit sudah habis tak tersisa. Haru, Ia tak mampu menahan tangisnya saat Jestham memeluknya, menguatkan sang Ibu yang sedang campur aduk perasaannya. Di setiap harinya sang Ibu berkeliling menjualkan bubur-buburnya dengan mengendarai sepeda motor yang Ia miliki. Ia berjuang demi sang anak yang masih kecil, mempersiapkan segala kebutuhan dan kewajiban sang anak di masa depan kelak, Ia juga membantu suami untuk bersama-sama membangun perekonomian yang cukup demi keluarga kecilnya.

Ia berharap kelak anaknya, Alina yang masih berusia satu tahun tersebut menjadi anak yang sukses yang memiliki masa depan cerah dengan pendidikan setinggi-tingginya suatu hari kelak. Menurutnya, biarlah Ia bersusah payah terlebih dahulu dalam mengusahakan segalanya untuk sang anak, agar di hari kemudian Ia tidak melihat anaknya kesulitan sama seperti dengan apa yang sedang Ia usahakan saat ini. Inilah alasan sang Ibu bisa tetap kuat sampai detik ini memperjuangkan dengan bekerja keras demi masa depan indah sang anak.
Jestham yang amat terenyuh melihat bagaimana setiap harinya perjuangan sang Ibu dengan berdagang bubur bahkan memulainya sebelum fajar terbit, selain memborong dagangan sang Ibu, Ia juga kerap memberikan rezeki lebih untuk membantu sang Ibu barangkali dapat meringankan sedikit beban yang sedang Ia pikul. Sang Ibu hanya bisa menangis tak mampu menahan air matanya lagi, Ia sangat tak menyangka pagi ini akan menjadi hari yang penuh nikmat dan penuh berkat yang Tuhan berikan untuknya. Ia sangat bersyukur, sebelumnya belum pernah ada yang membeli dagangannya sampai habis seperti saat sekarang ini. Baginya ini adalah seperti mimpi.
Sang Ibu hanya mampu mengucapkan terima kasih begitu besar kepada Jestham yang telah berbaik hati dengan tulus membantunya, Ia turut mendoakan agar selalu diberi kemudahan serta kelancaran bagi usahanya, serta diberi kesehatan selalu oleh Tuhan yang maha kuasa.
Untuk Ibu yang tak kenal lelah, yang bangun sebelum fajar dan pulang setelah matahari terik, adalah pelajaran hidup yang paling berharga. Setiap tetes keringat, setiap langkah yang kau tempuh, dan setiap mangkok bubur yang kau jual adalah bukti cinta tanpa syarat untuk Alina. Percayalah, usahamu hari ini adalah benih yang akan tumbuh menjadi pohon kemakmuran untuk masa depannya. Teruslah berjalan, Ibu. Dunia mungkin tak selalu melihat perjuanganmu, tetapi Tuhan mencatat setiap langkahmu, dan suatu hari nanti, Alina akan memahami betapa besar pengorbanan ini. Semoga jalanmu selalu dilapangkan, rezekimu dimudahkan, dan hati tetap kokoh seperti karang tak tergoyahkan oleh badai. Karena di balik setiap kesulitan yang kau hadapi hari ini, ada cerita keberhasilan yang sedang ditulis untuk besok. Ibu adalah pahlawan sejati, dan perjuanganmu tidak akan pernah sia-sia.