Langkah Letih di Tepi Jalan: Tentang Ayah, Harapan, dan Rezeki yang Menyapa dari Arah Tak Terduga

oleh Ramanda Aulizabullet
Ditinjau oleh Thomas Iskandar
Sumber: youtube/@ownerjestham
Sumber: youtube/@ownerjestham

Langkah Letih di Tepi Jalan: Tentang Ayah, Harapan, dan Rezeki yang Menyapa dari Arah Tak Terduga

Kota Medan - (26/05/25) Seperti sepeda tua yang terus mengayuh meski rantainya berderit, begitulah perjuangan seorang Bapak penjual kerupuk ini, lelah namun tak pernah berhenti bergerak. Di setiap putaran rodanya, ada cerita tentang tetes keringat yang mengalir demi sesuap nafkah untuk keluarga. Dan di tengah jalanan panas yang tak ramah pada pejuang kecil, takdir membawanya bertemu dengan secercah harapan yang datang dari tangan-tangan yang peduli.



Jestham dan timnya tidak sengaja bertemu dengan seorang Bapak penjual kerupuk yang sedang beristirahat di pinggir jalan. Terlihat jelas raut lelah di wajahnya setelah berkeliling menjajakan dagangannya dengan sepeda. Saat diajak berbincang, Bapak itu mengaku baru menjual lima bungkus kerupuk hari itu. "Ini tinggal 30 bungkus lagi," katanya sambil menunjukkan sisa dagangannya. Dengan modal kecil dan penghasilan yang tak menentu, perjuangannya sungguh mengharukan.



Bapak itu bercerita bahwa kerupuk yang dijualnya bukanlah miliknya sendiri, Ia hanya mengambil dari produsen dan mendapat keuntungan sedikit per bungkus. "Kadang sampai tiga hari tidak laku," ujarnya dengan suara lirih. Bahkan, keuntungan yang didapatkannya hanya sekitar seribu hingga lima ratus rupiah per hari. Namun, Ia pantang menyerah karena harus menafkahi istri dan dua anak perempuannya, "Harapannya, anak-anak tidak seperti saya. Saya mau mereka sukses," katanya dengan mata berkaca-kaca.



Mendengar ceritanya, Jestham tergerak untuk membantu. Alih-alih menawar harga, Ia justru memborong semua kerupuk yang tersisa dan memberikan uang lebih sebagai bentuk dukungan. "Kalau hitungan dari Tuhan segini, gimana, Pak?" tanya Jestham sambil menyerahkan uang. Bapak itu pun tertegun, tak menyangka akan menerima rezeki yang tak terduga. Rasa harunya mengalir, bukan karena sedih, melainkan karena rasa syukur yang begitu besar.



Bapak Penjual Kerupuk Pejuang Keluarga
Bapak Penjual Kerupuk Pejuang Keluarga


Perjuangan Bapak penjual kerupuk ini adalah cermin dari banyak orang tua di luar sana yang bekerja keras demi keluarga. Meski dagangannya sering tidak laku, Ia tetap bersemangat karena memiliki tanggung jawab besar. "Teruntuk istriku sayang, terima kasih sudah menemaniku sampai hari ini," pesannya untuk sang istri. Kata-kata sederhana itu menunjukkan betapa cintanya pada keluarga menjadi motivasi terbesarnya.



Jestham pun mengingatkan sebuah prinsip hidup bahwa selama kita berjuang dengan tulus untuk keluarga, rezeki akan datang dari jalan yang tak terduga. "Percaya tidak, Pak? Kalau kita berjuang demi keluarga, selalu ada rezeki yang tidak pernah kita sangka," ujarnya. Di balik kesulitan, selalu ada pertolongan Tuhan bagi mereka yang tidak pernah putus berusaha dan bersyukur.



Di akhir pertemuan, Jestham berpesan agar Bapak itu tetap semangat dan tidak lupa bersandar pada kekuatan doa. "Salat, Pak, jangan lupa salat," pesannya. Pesan sederhana itu membawa makna bahwa selain kerja keras, ketekunan beribadah dan bersyukur adalah kunci ketenangan hati dalam menghadapi ujian hidup. Semoga semangatnya menginspirasi kita semua untuk selalu menghargai setiap perjuangan orang tua dan tidak pernah meremehkan rezeki sekecil apa pun. Selama ada niat baik dan usaha tulus, rezeki akan datang tepat pada waktunya.

Referensihttps://www.youtube.com/watch?v=sxLh7YN8yuY