Berjuang di Tengah Kota: Kisah Penjual Tali Pinggang yang Tak Kenal Lelah

oleh Ramanda Aulizabullet
Ditinjau oleh Thomas Iskandar
Sumber: youtube/@ownerjestham
Sumber: youtube/@ownerjestham

Berjuang di Tengah Kota: Kisah Penjual Tali Pinggang yang Tak Kenal Lelah

Medan Sunggal, Kota Medan - (27/12/24) Di tengah keramaian kota, seorang penjual tali pinggang keliling terlihat memikul setumpuk barang dagangannya. Wajahnya lelah, tetapi semangatnya tak pernah padam. Hari itu, nasib baik berpihak padanya ketika Jesica Thamrin bersama dengan rekan, menyapa sang Bapak lalu memutuskan untuk menghampirinya.



"Bapak, berapa harga tali pinggang nya?" tanya Jestham dengan senyum hangat.



Pria itu pun menjelaskan harga barang dagangannya. Ia menjual tali pinggang dengan harga bervariasi, mulai dari Rp20.000 hingga Rp35.000 per buah. Saat ditanya sudah terjual berapa banyak, sang Bapak dengan senyum nya menjawab lirih, bahwa sampai saat siang itu, dagangannya belum laku satu barang pun.



Obrolan hangat terjalin, terungkap bahwa Bapak tersebut adalah seorang ayah dari dua anak yang masih bersekolah. Istri tercintanya sedang sakit, sehingga beban hidup sepenuhnya berada di pundaknya. Setiap hari, Ia berjalan kaki dari pagi hingga sore, menjajakan tali pinggang tanpa kenal lelah.



"Saya jualan setiap hari, tidak ada libur," ujarnya dengan suara lirih.



Semua Ia usahakan untuk melewati setiap kesulitan yang ada, demi anak dan istri, dan segala kebutuhan pokok keluarga. Saat ditanya mengapa Ia tidak menggunakan tas atau kantong plastik untuk membawa barang dagangannya, sang Bapak menjelaskan bahwa dengan memikulnya, orang-orang lebih mudah melihat dan tertarik untuk membeli. "Kalau pakai kantong plastik, mereka tidak nampak," ujarnya dengan senyum sederhana



Pedagang Tali Pinggang Keliling, Berjuang demi Keluarga
Pedagang Tali Pinggang Keliling, Berjuang demi Keluarga


Tersentuh dengan bagaimana persabungan sang Bapak untuk menghidupi keluarga kecilnya, membuat Jestham teringin untuk mengulurkan tangannya dengan membantu sang Bapak yang mungkin dapat meringankan sedikit dari bebannya. "Bapak, saya ada rezeki dari Tuhan," ujar Jestham dengan senyum hangat. "Saya mau borong semua dagangan Bapak. Kira-kira berapa semua total harga dari Bapak?"



Setelah menghitung, total semua barang dagangannya mencapai Rp500.000. Sebuah rezeki yang Tuhan titipkan untuk sang Bapak, Jestham yang memberikan sedikit rezeki tambahan melebihi harga yang seharusnya, sebagai tanda dukungan dan simpati terhadap perjuangannya. Sang Bapak, hanya mampu memanjatkan syukur nya kepada Tuhan, Ia berharap semua pemberian ini diberkati oleh Tuhan untuk sang pemberi yang telah berlapang hati kepadanya. "Saya doakan Ibu sehat-sehat, panjang umur, dan sukses selalu diberikan kelancaran usahanya," ujarnya dengan penuh haru dan menahan tangis.



Jestham juga turut mendoakan sang Bapak agar tetap semangat setiap hari nya yang berjuang demi keluarga, diberikan kemurahan rezeki atas dagangannya laris manis terjual, Ia juga memberikan sebuah penguatan untuk sang Bapak, atas apa yang tengah Bapak hadapi, bahwa ada berkat-berkat dari Tuhan yang akan diberikan kepada setiap umatnya, karena waktu dari Tuhan adalah yang terbaik bagi kita yang terus berusaha dan selalu berdoa.



Satu dari ribuan cerita tentang pejuang hidup yang tersebar di setiap sudut kota. Mereka mungkin tak selalu terlihat, namun perjuangan mereka nyata dan penuh makna. Sehat selalu dimanapun berada, Bapak! Semoga setiap langkah kakimu yang tak kenal lelah membawa berkah, dan setiap tetes keringatmu menjadi jalan menuju kehidupan yang lebih baik untuk keluarga. Tidak ada perjuangan yang sia-sia selama kita terus berusaha dan percaya pada kekuatan doa, seperti yang pernah dikatakan bahwa Tuhan punya waktu terbaik untuk setiap usaha dan harapan kita.

Referensihttps://www.youtube.com/watch?v=cbWKgMEc9FQ