Catatan Kaki untuk Seorang Bapak yang Tak Punya Lagi Tempat Berlabuh

Catatan Kaki untuk Seorang Bapak yang Tak Punya Lagi Tempat Berlabuh
Medan Sunggal, Kota Medan - (12/01/25) Hidup seringkali menghadirkan pertemuan-pertemuan tak terduga yang meninggalkan kesan mendalam. Seperti kisah yang dialami oleh Jesica Thamrin suatu hari, ketika Ia tanpa sengaja bertemu dengan seorang bapak sederhana di halaman sebuah minimarket. Percakapan singkat itu bukan sekadar obrolan biasa, melainkan sebuah cerita tentang perjuangan, ketabahan, dan harapan yang menyentuh hati.
Bapak itu duduk dengan tenang, wajahnya menampakkan kelelahan namun tetap terlihat tegar. Dengan suara lembut, Ia bercerita tentang perjuangannya melawan penyakit gula yang telah menggerogoti kesehatannya sejak tahun 2016. Meski tubuhnya semakin lemah, Ia tak pernah menyerah untuk bekerja keras demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Yang lebih mengharukan, Ia menjalani semua itu tanpa dukungan dari keluarganya.
"Saya hanya ingin sembuh, semoga diberikan kesehatan," ujarnya dengan mata berbinar penuh harap. Kalimat sederhana itu begitu dalam maknanya, menggambarkan betapa besar keinginannya untuk tetap bertahan meski dihimpun oleh kesulitan.
Meski hidup terasa berat, bapak tersebut tak kehilangan semangat. Ia mengandalkan doa dan ibadah sebagai sumber kekuatannya. Setiap hari, Ia berusaha untuk tetap tegar, percaya bahwa setiap perjuangan yang dilandasi kesabaran dan ketulusan pasti akan membuahkan hasil.
Jesica Thamrin, yang mendengarkan ceritanya, merasa hatinya tersentuh. Ia pun tergerak untuk memberikan sedikit bantuan, meski sadar bahwa yang Ia berikan mungkin tak sebanding dengan beban yang harus ditanggung bapak itu. Namun, lebih dari sekadar bantuan materi, pertemuan itu menjadi pengingat betapa pentingnya bersyukur dan tetap kuat dalam menghadapi ujian hidup.

Kisah Bapak ini mengajarkan kita tentang arti ketabahan dan kegigihan. Dalam kehidupan, kita mungkin sering dihadapkan pada masalah yang terasa berat, namun semangat pantang menyerah seperti yang ditunjukkan oleh Bapak tersebut patut menjadi inspirasi.
Jangan pernah putus asa, karena di balik setiap kesulitan pasti ada jalan keluar. Teruslah berdoa, beribadah, dan percaya bahwa setiap perjuangan akan membawa kebaikan. Seperti harapan Jestham untuk sang Bapak, semoga Ia diberikan kesehatan dan kekuatan yang luar biasa untuk menghadapi segala ujian hidup.
Pertemuan singkat itu meninggalkan kesan mendalam. Kadang, dari orang-orang yang tak kita kenal, kita justru belajar hal-hal besar tentang kehidupan. Mari kita selalu berusaha untuk lebih peka terhadap sekitar, karena siapa tahu, di balik senyum sederhana seseorang, tersimpan cerita perjuangan yang bisa mengubah cara pandang kita tentang hidup.
Beberapa minggu setelah percakapan itu, kabar buruk datang. Sang Bapak ditemukan meninggal di rumah sewaannya, seorang diri. Kematiannya mengungkap ironi pilu bahwa di kota besar dengan segala kemewahannya, seorang manusia telah tiada tanpa ada yang menyadari. Pertemuan singkat kemarin, kini bermakna berbeda. Kata-kata terakhirnya, "Saya hanya ingin sembuh," berubah menjadi epitaf bagi kehidupan yang berjuang hingga akhir. Kisah ini berakhir dengan halaman kosong. Selamat jalan, Bapak. Semoga tempatmu adalah keindahan di sisi Sang Pencipta, tenang dan berbahagia lah tanpa rasa sakit apapun.