Langkah Seorang Ayah: Perjuangan Tanpa Henti Demi Keluarga

oleh Ramanda Aulizabullet
Ditinjau oleh Thomas Iskandar
Sumber: youtube/@ownerjestham
Sumber: youtube/@ownerjestham

Langkah Seorang Ayah: Perjuangan Tanpa Henti Demi Keluarga

Lubuk Pakam, Deli Serdang - (05/03/25) Bukan hanya kerja keras yang mendatangkan rezeki, melainkan juga keikhlasan hati dan doa yang tulus. Keyakinan inilah yang tergambar jelas dalam perjalanan hidup seorang Bapak penjual kerupuk yang ditemui oleh Jestham di suatu siang. Dengan sepeda tua sebagai modalnya, Ia berkeliling dari pagi hingga malam, menjajakan kerupuk untuk menghidupi keluarga kecilnya. Setiap kayuhannya adalah bukti kegigihannya sebagai seorang suami dan ayah yang berjuang tak kenal cerah maupun badai.



Saat Jestham menyapanya, terlihat jelas betapa berat perjuangan Bapak itu. Sejak pukul 10 pagi, Ia hanya berhasil menjual 10 bungkus kerupuk. Padahal, modal per bungkusnya Rp3.500, sementara Ia menjualnya seharga Rp5.000. Dengan keuntungan yang sangat kecil, Ia harus bertahan untuk membawa pulang Rp60.000–Rp70.000 per hari sebagai nafkah bagi istri dan satu-satunya anak yang masih bersekolah. "Suka dukanya jualan apa, Pak?" tanya Jestham. "Sepi," jawabnya singkat, namun tak ada keluh kesah yang terucap.



Perjuangan Bapak Menghidupi Keluarga
Perjuangan Bapak Menghidupi Keluarga


Yang membuat Jestham terkesan adalah kejujuran Bapak itu. Tanpa ragu, Ia mengungkapkan modal dagangannya, seolah tak takut diambil untung oleh pembeli. Melihat ketulusannya, Jestham tergerak untuk membantu. "Bapak, kalau saya ada rezeki dari Tuhan, saya mau borong semua kerupuk ini, boleh?" tanyanya. Spontan, sang Bapak terkejut, matanya berkaca-kaca. Ia tak pernah terpikir atau bahkan menyangka akan ada orang yang mau membeli seluruh dagangannya sekaligus.



Setelah menghitung, tersisa 75 bungkus kerupuk senilai Rp375.000. Alih-alih menawar, Jestham justru memberikan uang lebih sebagai berkat yang diberi Tuhan melaluinya atas segala kerasnya perjuangan yang Bapak lalui di tiap pergantian hari. Sang bapak terharu menerimanya, tangannya gemetar menahan haru. Dengan wajah sendu, Ia bercerita tentang kerja kerasnya mengayuh sepeda seharian. Semua itu Ia lakukan demi menghidupi keluarganya yang sangat Ia cintai.



Doa dan keikhlasannya ternyata tidak sia-sia. Rezeki datang tak terduga, mengubah harinya yang biasanya penuh perjuangan menjadi momen bahagia. "Rezeki dari Tuhan, Bapak," ucap Jestham. Sang bapak mengangguk, mengakui bahwa di balik kerja kerasnya, Ia selalu mengandalkan doa dan tawakal. Bahkan, di tengah percakapan, Ia tak lupa menyebut akan segera salat begitu azan berkumandang.



Rezeki tidak hanya datang dari usaha, tetapi juga dari niat baik dan ketulusan. Bapak penjual kerupuk itu mungkin tidak memiliki banyak harta, tapi Ia kaya akan semangat dan kejujuran. Jestham pun menyetujui apa yang Bapak yakini, "Bukan hanya kerja keras, tapi hati yang ikhlas dan doa yang tulus juga mendatangkan rezeki, ya, Pak."



Sebagai penutup, Jestham mendoakan sang Bapak agar selalu sehat dan dagangannya laris manis. "Salam untuk istri dan anak di rumah, Bapak," katanya dengan sumringah hangat sebelum pergi. Kerupuk yang dibelinya Ia bawa pulang dengan hati bahagia, karena tahu uangnya telah menjadi berkah bagi keluarga kecil yang sangat membutuhkan. Sekecil apapun rezeki yang dapat kita berikan kepada satu orang, yakin lah akan ada banyak kebahagian yang ikut merasakan. Sehat selalu, Bapak. Langkah demi langkahmu adalah saksi hebatnya perjuanganmu.

Referensihttps://www.youtube.com/watch?v=o-N5xGgY9U0