Jestham Traktir: Kisah Inspiratif Perjuangan Bapak Tua yang Penuh Harapan

oleh Ramanda Aulizabullet
Ditinjau oleh Thomas Iskandar
Sumber: youtube/@ownerjestham
Sumber: youtube/@ownerjestham

Jestham Traktir: Kisah Inspiratif Perjuangan Bapak Tua yang Penuh Harapan

Jl. Guru Patimpus, Medan - (03/02/25) Di bawah langit yang sama, di antara riuh rendahnya kota yang tak pernah berhenti berdetak, Jestham menemukan secarik cerita yang tersembunyi di balik langkah gontai seorang Bapak tua. Tubuhnya membungkuk oleh waktu, namun sorot matanya masih menyala seperti lilin yang enggan padam meski diterpa angin. Di tangannya, tisu-tisu sederhana menjadi saksi bisu perjuangannya seharian Ia berjalan, menawarkan dagangannya pada dunia yang kerap kali acuh. Hari itu, nasib belum jua berpihak. Tak selembar pun tisunya terjual, seolah hidup sedang mengujinya sekali lagi.



Namun, di balik kesederhanaan itu, takdir sedang merajut pertemuan yang penuh makna. Jestham, dengan hati yang peka, merasakan getaran kepiluan dalam senyumnya yang tertahan. Lalu, dengan kehangatan yang tulus, Ia mengulurkan tangan, bukan sekadar belas kasih, melainkan sebuah undangan untuk berbagi rezeki. "Bapak, saya ada rezeki dari Tuhan mau belanjain sembako untuk Bapak, mau, Pak?" ujarnya, seakan menggenggam secercah harapan dan menyerahkannya ke tangan sang Bapak.



Senyum Bapak Darussalam Penjual Tisu
Senyum Bapak Darussalam Penjual Tisu


Wajah lelah itu pun berubah, di toko itu, selama empat menit yang terasa seperti anugerah, Ia berlari kecil mengumpulkan beras, minyak, telur, dan segala kebutuhan yang selama ini mungkin hanya jadi impian. Tangannya yang keriput menggenggam barang-barang itu dengan hati-hati, seolah tak percaya bahwa hari ini, setelah sekian lama berjalan sendiri, Ia tak lagi sendirian.



Dan di antara rak-rak toko yang berjejal, kisah hidupnya pun mengalir perlahan. Usianya yang telah melewati 60 tahun tak menghalanginya untuk tetap berjuang. Dulu, Ia pernah terjatuh terpuruk oleh penyakit yang membuatnya lumpuh. Namun tekadnya lebih kuat dari rasa sakit, Ia bangkit, belajar berjalan lagi, dan kini terus melangkah meski langkahnya tak lagi pasti.



Jestham mendengarkan dengan hati yang terenyuh. Dalam diam, Ia menyadari bahwa di balik tubuh renta itu tersimpan jiwa yang lebih kuat dari besi. "Bapak, jangan lupa untuk selalu bersandar pada Tuhan," katanya, menyelipkan nasihat sekaligus doa. Bapak itu mengangguk, matanya berkaca-kaca, seakan baru tersadar bahwa selama ini Ia terlalu sibuk berjuang hingga lupa untuk berharap pada Sang Pencipta.



Sebelum berpamitan, dengan penuh kelembutan, Jestham memberikan sejumlah uang kepada Bapak penjual tisu sebagai bentuk perhatian dan dukungan. Uang tersebut merupakan kelebihan dari pembelian tisu yang sebelumnya dilakukan. Wajah Bapak itu berubah haru saat menerima bantuan tak terduga ini. Jestham kemudian memberikan semangat untuk terus berjuang dan mengingatkan pentingnya menjaga ibadah. Ia juga menyampaikan pesan baik untuk keluarga Bapak di rumah, berharap bantuan yang diberikan dapat meringankan beban mereka.



Di antara ribuan kisah perjuangan di kota ini, pertemuan mereka menjadi bukti bahwa kebaikan tulus akan selalu menemukan jalannya, entah melalui tangan yang memberi, hati yang sabar, atau doa-doa yang tak pernah putus.

Referensihttps://www.youtube.com/watch?v=xmdEzhJ86zU