Jumat Berkah: JESTHAM Borong Warung Nasi, Bagikan Kebahagiaan kepada Warga

Jumat Berkah: JESTHAM Borong Warung Nasi, Bagikan Kebahagiaan kepada Warga
Medan Labuhan, Kota Medan - (23/01/25) Suasana riuh rendah terdengar di sebuah warung nasi sederhana di pinggir jalan ketika Jesica Thamrin dan tim tiba dengan maksud mulia. "Hai Abang, ini kita mau borong semua, boleh?" tanya mereka dengan semangat. Tanpa ragu, pemilik warung mengiyakan dengan senyum lebar. Hari Jumat yang penuh berkah itu menjadi lebih istimewa ketika mereka memutuskan untuk membagikan nasi gratis kepada warga sekitar. "Kita mau bagi-bagi di jalan, biar orang-orang happy," ujar Jestham sembari membantu penjual tersebut membungkus nasi dengan cekatan.
Proses pembungkusan nasi berlangsung penuh keakraban meski beberapa anggota tim terlihat masih kikuk melipat daun pembungkus. Namun semangat mereka tidak surut, dan perlahan tumpukan nasi terbungkus rapi siap dibagikan. Mereka memastikan semua proses berjalan efisien agar warga yang datang tidak perlu menunggu terlalu lama. Setiap bungkus nasi disiapkan dengan penuh perhatian, seolah mengandung harapan bisa membawa kebahagiaan bagi yang menerimanya.
Saat pembagian dimulai, antrian warga sudah mengular panjang. Wajah-wajah penuh harap terlihat jelas saat mereka menerima bungkusan nasi hangat. Tim Jestham dengan sabar membagikan satu per satu sambil menyisipkan senyum dan sapaan hangat. Banyak penerima yang tampak tersentuh dengan kedatangan mereka, beberapa bahkan tak mampu menyembunyikan rasa haru yang menggelayut di pelupuk mata. Suasana penuh kehangatan itu semakin terasa ketika aroma nasi padang yang gurih bercampur dengan tawa riang warga yang antusias. Senyum dan ucapan terima kasih mengalir dari para penerima, menciptakan atmosfer kebahagiaan yang begitu terasa. Bahkan, beberapa warga tak sungkan untuk berfoto bersama dengan Jestham dan tim lainnya, mengabadikan momen penuh kehangatan ini.
Di tengah keriuhan, percakapan mengharukan terjadi antara Jestham dan sang Ibu pemilik warung. "Ibu, pernah kena borong gini belum?" tanya nya penuh rasa ingin tahu. "Belum, ini pertama kali," jawab sang Ibu dengan mata berkaca-kaca. Ternyata, ini adalah pengalaman pertama baginya melihat dagangannya ludes sebelum tengah hari. Ibu tersebut kemudian bercerita tentang perjuangannya selama ini. Dengan ditemani dua anak lelakinya yang setia membantu berjualan, Ia mengaku telah menjalani usaha ini sejak lama. "Semenjak saya menikah, sudah jualan nasi kecil-kecil," kenangnya.

Di tengah fluktuasi harga bahan pokok yang sering tak menentu, ia tetap bertahan dengan keteguhan hati yang mengagumkan. Setiap hari ia mulai bekerja sebelum subuh dan jarang beristirahat sebelum jam sebelas siang. Warung sederhana ini menjadi saksi bisu perjuangannya membesarkan empat anak, mengantar mereka melewati masa sulit dengan penuh kesabaran.
Jestham yang mengetahui perjuangan sang Ibu, selain membersihkan habis dagangannya untuk berbagi berkah, kemudian memberikan tambahan rezeki sebagai bentuk apresiasi. Ia memahami bahwa nilai uang tersebut mungkin tidak seberapa dibandingkan dengan pengorbanan yang telah diberikan Ibu tersebut selama ini. Namun setidaknya, hari itu menjadi momen istimewa dimana kerja kerasnya mendapatkan pengakuan yang layak. Sang Ibu pun tak kuasa menahan haru, menerima pemberian itu dengan rasa syukur yang mendalam.
Aksi sederhana ini meninggalkan kesan mendalam bagi semua pihak yang terlibat. Bagi warga sekitar, ini adalah bukti nyata bahwa kebaikan masih ada di tengah kerasnya kehidupan. Bagi sang Ibu pemilik warung, hari itu menjadi pengingat bahwa perjuangannya tidak sia-sia dan dihargai. Sedangkan bagi tim Jestham sendiri, pengalaman ini memberikan pelajaran berharga tentang makna berbagi yang sesungguhnya.
Kejadian di warung nasi sederhana itu menunjukkan bagaimana sebuah aksi kecil bisa menciptakan gelombang kebaikan yang besar. Tidak hanya sekedar membagikan makanan, tetapi juga memberikan pengakuan, penghargaan, dan semangat baru bagi mereka yang selama ini berjuang di balik layar kehidupan.
Setiap bungkus nasi yang dibagikan mengandung nilai-nilai luhur tentang kepedulian sosial, empati, dan penghargaan terhadap sesama. Siapa sangka, sebuah aksi sederhana seperti memborong dagangan warung nasi bisa menciptakan begitu banyak senyum dan harapan? Inilah esensi sebenarnya dari berbagi, ketika kita mampu menjadi saluran kebahagiaan bagi orang lain, sekaligus menginspirasi banyak pihak untuk melakukan hal serupa.