Keikhlasan di Balik Kesulitan: Kisah Bapak Tua yang Tak Pernah Menyerah

oleh Ramanda Aulizabullet
Ditinjau oleh Thomas Iskandar
Sumber: youtube/@ownerjestham
Sumber: youtube/@ownerjestham

Keikhlasan di Balik Kesulitan: Kisah Bapak Tua yang Tak Pernah Menyerah

Pulo Brayan, Kota Medan - (20/01/25) Panas siang itu menggantung berat di udara Medan, menyengat kulit dan mengeringkan kerongkongan. Di depan minimarket yang ramai, seorang Bapak tua duduk termangu ditepian lantai minimarket itu. Kaki rentanya menjuntai lemas, terbungkus sandal jepit yang sudah renyah dimakan waktu, memperlihatkan tumit pecah-pecah yang bercerita tentang jalan panjang yang telah ditempuhnya.



Tubuhnya yang ringkih itu menyimpan tujuh puluh tahun perjuangan. Setiap keriput di wajahnya adalah garis-garis puisi sedih yang tak terbaca, setiap tarikan nafasnya menggetarkan dada yang sudah terlalu sering menahan lapar. Jestham yang sedari jauh sudah memperhatikan, memutuskan untuk menghampiri dengan membawa keinginan tulus untuk ringan mengulurkan sebuah rezeki untuk sang Bapak.



"Bapak, ada rezeki dari Tuhan, kita belanja sembako kedalam, mau, Pak?" tanya Jestham yang langsung disambut antusias oleh sang Bapak. Asam urat menggerogoti persendiannya, membuat langkahnya tak lagi lincah seperti dulu ketika masih bisa berlari. Kini, sang Bapak berkesempatan untuk mengambil kebutuhan apa saja yang akan Ia bawa pulang selama waktu 4 menit.



Cahaya Kehidupan Untuk Seorang Bapak Renta
Cahaya Kehidupan Untuk Seorang Bapak Renta


Di dalam minimarket yang terang benderang, rak-rak penuh barang terlihat seperti istana mewah bagi seorang yang terbiasa makan seadanya. Tangannya yang bergetar menyentuh kemasan beras, minyak goreng, dan sebungkus kopi murah, barang-barang sederhana yang tiba-tiba terasa mewah bagi seorang yang sudah dua tahun tak mampu membelinya. Air mata yang selama ini ditahan tumpah deras, membasahi pipi yang keriput, mengalir melalui lembah-lembah wajah yang telah lama tak merasakan belai kasih.



Di antara tumpukan barang kebutuhan pokok itu, terkuaklah kisah hidup Pak Sawudin yang penuh liku. Rumahnya yang sering kali sepi dari bahan makanan, perjuangannya mengais rongsokan bersama istri yang juga sudah uzur, dan penghasilan tak menentu yang kadang hanya cukup untuk bertahan hidup. Tangannya yang penuh luka menjadi bukti nyata dari kerasnya kehidupan yang harus Ia jalani setiap hari.



Namun yang paling menyentuh adalah kesetiaannya pada sang istri. Lima puluh lima tahun membangun rumah tangga dalam kesederhanaan, justru melahirkan cinta yang begitu tulus. Dalam doa-doanya, Ia hanya meminta satu hal, agar bisa dipanggil terlebih dahulu, karena tak tega membayangkan istri tercinta harus hidup sebatang kara. Air mata yang menggenang di matanya saat mengenang sang istri, berbicara lebih banyak daripada ribuan kata-kata cinta.



Di balik tubuhnya yang ringkih dan kehidupan yang serba kekurangan, tersimpan ketabahan seorang suami dan ayah yang tak tergoyahkan, Ia teguh menolak untuk membebani anak-anaknya meski perutnya sendiri kerap keroncongan, lebih memilih bertahan dengan mengais rongsokan dan menerima rezeki seadanya dengan syukur yang dalam, asalkan sang istri tercinta tak pernah kekurangan.



Di penghujung pertemuan, menyaksikan keteguhan hati Bapak tua yang tetap bersyukur meski hidup serba kekurangan, Jestham pun tergerak memberikan bantuan tambahan. Tangannya yang hangat menyelipkan rezeki lebih, harapannya sederhana, bisa sedikit meringankan beban dan memberikan kebahagiaan untuk bapak serta istri tercinta di rumah. Air mata Pak Sawudin pun meleleh, butir-butir jernih yang mengalir di keriput wajahnya bercerita lebih dari ribuan kata, tentang rasa syukur yang tak terucap, tentang haru yang terpendam lama.



"Semoga Bapak dan Ibu selalu diberikan kesehatan dan kekuatan. Teruslah bersemangat, karena setiap langkah ikhlas Bapak adalah ibadah yang mulia." Di balik itu, mengalir energi kebaikan yang saling menyentuh jiwa, satu memberikan materi, yang lain memberikan pelajaran hidup tentang makna ketabahan sejati.

Referensihttps://www.youtube.com/watch?v=FFbsbddEuD0