Ketulusan di Balik Kebaikan: Kisah Ibu Tukang Parkir yang Penuh Perjuangan Demi Keluarganya

oleh Ramanda Aulizabullet
Ditinjau oleh Thomas Iskandar
Sumber: youtube/@ownerjestham
Sumber: youtube/@ownerjestham

Ketulusan di Balik Kebaikan: Kisah Ibu Tukang Parkir yang Penuh Perjuangan Demi Keluarganya

Kota Medan - (06/02/25) Hari itu, kota Medan menyambut kembali Jesica Thamrin dengan riuhnya lalu lintas dan gemuruh kehidupan. Di antara keriuhan itu, ada seorang perempuan berusia 64 tahun dengan baju lusuh dan senyum lelah, berdiri setia di depan minimarket. Tangannya yang keriput mengarahkan mobil-mobil yang parkir.



Jestham pun mendekat untuk mengulurkan tangan. "Ibu, saya ada rezeki dari Tuhan, kita belanja sembako selama 2 menit, mau, Bu?" katanya dengan suara lembut yang membuat sang Ibu tertegun. "Mau banget, Nak" jawabnya dengan suara bergetar bahagia. Dua menit hanya 120 detik, tapi bagi Ibu Ridawati, itu adalah waktu ajaib di mana Ia bisa mengambil segala yang selama ini hanya Ia lihat dari balik rak-rak toko.



Di dalam minimarket, Jestham memulai hitungan, "Satu... dua... mulai!" Dengan cekatan, sang Ibu langsung mengambil beras dan minyak, sementara Jestham turut membantu mengangkat barang-barang, sambil bergegas mengisi dan memenuhi keranjangnya.



Dua menit berbelanja di Indomaret menjadi momen berharga bagi sang Ibu, seolah tak percaya bahwa hari ini Ia bisa membawa pulang begitu banyak kebutuhan untuk keluarganya. Air mata mulai mengalir di pipinya yang kecokelatan tersengat matahari ketika Ia menceritakan hidupnya. Suaminya, yang dulu menjadi tulang punggung keluarga, kini hanya bisa duduk di rumah karena paru-parunya tak lagi sehat dan juga satu anaknya yang berhasil Ia sekolahkan hingga lulus D3 dengan hasil jerih payahnya kini sedang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan.



Ibu Ridawati, Bidadari Kehidupan
Ibu Ridawati, Bidadari Kehidupan


Perjuangan hidup yang tak mudah itu ternyata telah ditempuhnya dengan ketabahan luar biasa. Setiap malam, dalam kesunyian kamarnya, ia menumpahkan segala keluh kesah kepada Tuhan melalui doa-doa yang penuh air mata. Dan hari ini, Tuhan menjawab. Bukan dengan cara yang mewah, tapi sesederhana melalui kehadiran seorang asing yang peduli. "Ibu hebat sudah bertahan sampai sekarang. Percayalah, Tuhan sedang menyiapkan sesuatu yang indah untuk Ibu." Jestham tak hanya memberinya sembako, tapi juga mendengarkan kisahnya, sesuatu yang mungkin lebih berharga daripada materi.



Sebelum berpisah, bantuan tambahan diberikan sebagai bentuk perhatian lebih. Sang Ibu pun tak kuasa menahan tangis, rasa syukur yang begitu besar mengalir deras dari hatinya. Bukan hanya untuk bantuan materi yang diterimanya, tetapi lebih pada penyadaran bahwa Tuhan sungguh mendengar setiap rintihan hamba-Nya. Pelukan hangat mereka menjadi saksi bisu betapa sebuah kebaikan kecil bisa berarti segalanya bagi seseorang yang sedang berjuang.



Kejadian sederhana di depan Indomaret itu menjadi bukti nyata bahwa kebaikan tidak mengenal ukuran. Sebuah tindakan tulus yang dilakukan dengan hati bisa menjadi jawaban dari doa yang dipanjatkan seseorang dengan air mata. Percayalah Ibu, setiap tetes keringat dan air mata yang telah Ibu persembahkan untuk keluarga tidak akan sia-sia, karena Tuhan Maha melihat setiap ketulusan hati dan keikhlasan perjuangan Ibu. Teruslah berdoa dan berharap, karena di balik semua kesulitan yang Ibu hadapi, pasti ada rencana indah Tuhan yang sedang dipersiapkan untuk Ibu dan keluarga.

Referensihttps://www.youtube.com/watch?v=9BpX7CgcDzU