Rezeki Tak Terduga untuk Bapak Penjual Kue Pancong : Semangat Tanpa Mengenal Menyerah

oleh Ramanda Aulizabullet
Ditinjau oleh Thomas Iskandar
Sumber: youtube/@ownerjestham
Sumber: youtube/@ownerjestham

Rezeki Tak Terduga untuk Bapak Penjual Kue Pancong : Semangat Tanpa Mengenal Menyerah

Medan Polonia, Kota Medan - (14/01/25) Matahari masih tinggi di langit siang itu ketika tim Jestham berjalan menyusuri jalanan, mencari keberkahan untuk dibagikan. Tak disangka, di sudut biasa yang sering dilewati, seorang Bapak penjual kue pancong duduk sabar menunggu pembeli. Gerobaknya yang sederhana dan wajahnya yang lelah menyimpan cerita panjang tentang perjuangan hidup. Hari itu, takdir sedang menulis kisah berbeda, sebuah momen haru yang akan mengubah hari bapak itu selamanya.



Dari kejauhan, Jesica Thamrin yang kala itu bersama dengan tim memperhatikan sang Bapak dengan gerobak sederhananya. Sebuah tanya dalam hati muncul tentang perjuangan di balik wajah dan gerobak yang menjadi tumpuan hidupnya. Tanpa banyak bicara, mereka memutuskan untuk mendekat, membawa niat baik yang akan mengubah hari Bapak itu.



Gerobak sederhana berderit itu menyimpan puluhan kue pancong yang mulai dingin. Ketika Jestham mendekat dan menyampaikan niat membeli semua dagangannya, waktu seolah berhenti bagi sang Bapak. Keriput di sudut matanya berkerut lebih dalam, air mata yang tak tertahankan menggenang di kelopak mata yang sudah sering menatap hari-hari tanpa banyak pembeli. Kedua tangannya, yang sudah puluhan tahun mengolah adonan, kini menggenggam tepi gerobak dengan erat, sebuah reaksi fisik atas kejutan yang terlalu indah untuk langsung dipercaya.



Perlahan namun pasti, Ia mulai membungkus semua kue pancong yang tersisa di gerobaknya. Bapak itu hanya bisa terdiam tak menyangka, menyaksikan pemandangan yang tak pernah Ia bayangkan akan terjadi di hari biasa seperti ini. Kue-kue yang biasanya sulit laku kini perlahan menghilang dari gerobaknya. Perasaan haru bercampur syukur memenuhi hatinya. Selama ini, tak jarang Ia harus pulang dengan membawa lebih dari separuh dagangannya, bahkan seringkali tak mendapatkan modal kembali. Namun hari ini, nasib seolah tersenyum padanya.



Di balik kesulitan yang sering Ia hadapi, Bapak ini memiliki kebiasaan mulia. Kue-kue yang tak laku selalu Ia bagikan kepada tetangga yang membutuhkan. Nilai berbagi ini telah menjadi prinsip hidupnya sejak mulai berjualan pada tahun 2005 silam. Baginya, lebih baik kuenya dimakan orang yang membutuhkan daripada terbuang percuma.



Diluar harga yang telah diberikan, Jestham malah memberikan rezeki lebih untuk sang Bapak, membuatnya tak kuasa menahan haru. Tangannya yang bergetar menerima pemberian itu dengan penuh hormat. Pikirannya langsung melayang kepada istri setianya di rumah yang selama ini mendampingi melalui suka dan duka berjualan kue pancong. Sebuah rasa syukur yang dalam mengisi relung hatinya.





Ada cahaya berbeda di matanya, campuran antara kelegaan, kebahagiaan, dan harapan baru. Gerobak yang biasanya berat karena penuh kue, kini terasa ringan untuk didorong pulang. Langkahnya pun terasa lebih enteng dari biasanya.



Jestham yang menyaksikan reaksi tulus sang Bapak ikut tersentuh, melihat bagaimana sebuah tindakan sederhana bisa berarti begitu besar bagi seseorang. Pertemuan singkat di pinggir jalan itu menjadi bukti nyata bahwa kebaikan bisa datang dari arah tak terduga. Di balik rutinitas sehari-hari yang melelahkan, selalu ada kemungkinan untuk kejutan manis. Mukjizat kecil itu datang dalam bentuk yang paling sederhana, melalui sekantong kue pancong dan hati yang terbuka untuk berbagi.



Kisah ini menjadi pengingat bahwa setiap perjuangan pantas mendapatkan apresiasi. Di sudut-sudut kota yang lain, masih banyak figur lainnya yang terus berjuang dengan tekun, menunggu sentuhan kebaikan yang bisa mengubah harinya. Sebuah pelajaran berharga tentang bagaimana tindakan kecil kita bisa menjadi sangat berarti bagi orang lain.

Referensihttps://www.youtube.com/watch?v=d2pMj5M5yFg