Sedekah di Jalan Sunyi: Ketika Kebaikan Hati Menyapa di Tengah Kesulitan

oleh Ramanda Aulizabullet
Ditinjau oleh Thomas Iskandar
Sumber: youtube/@ownerjestham
Sumber: youtube/@ownerjestham

Sedekah di Jalan Sunyi: Ketika Kebaikan Hati Menyapa di Tengah Kesulitan

Medan Labuhan, Kota Medan - (21/01/25) Di sebuah jalan yang sunyi, langkah Jestham terhenti saat matanya menangkap pemandangan seorang Bapak tua yang sedang kebingungan memperbaiki becaknya yang rusak. Wajahnya yang keriput tampak berkerut penuh kesulitan, tangannya yang kasar terus mencoba mengutak-atik becak yang tak kunjung bisa berfungsi. Becak itu adalah satu-satunya sumber nafkahnya, dan tanpa itu, saat itu juga Ia mungkin pulang dengan tangan kosong.



Dengan langkah pasti, Jestham bersama tim lainnya menghampiri Bapak tua itu yang terlihat sangat kebingungan di pinggir jalan. Percakapan pun terjalin hangat meski sederhana. "Halo Pak, becaknya gak bisa hidup ya?" tanya Jestham. Bapak itu mengangguk lelah sambil menjelaskan bahwa becaknya memang sudah sering mengalami kerusakan yang sama sehingga tidak dapat menyala sama sekali. Suaranya parau menceritakan betapa penghasilannya sebagai tukang becak hanya sekitar 70 ribu sehari, itupun setelah dipotong 10 ribu untuk bensin. Kehidupan keluarganya yang sederhana dengan tiga anak, satu masih sekolah dan dua sudah menikah, serta istri yang tidak bekerja membuat beban hidupnya semakin berat.



Doa Ditengah Asa Bapak Pengayuh Becak
Doa Ditengah Asa Bapak Pengayuh Becak


Melihat kondisi itu, Jestham langsung tergerak untuk membantu. Ia tidak hanya berhenti pada percakapan, tetapi benar-benar turun tangan. Dengan susah payah, Ia bersama dengan tim yang lain membantu mendorong becak yang mogok itu ke bengkel terdekat. Di bengkel, mekanik memeriksa dan menemukan bahwa gigi transmisi sudah aus, ban depan dan belakang pun perlu diganti karena sudah sangat tipis. Mendengar penjelasan mekanik, tanpa pikir panjang mereka memutuskan untuk menanggung seluruh biaya perbaikan.



Momen paling mengharukan terjadi ketika Jestham memberikan uang lebih kepada Bapak yang sudah termakan usia renta itu. "Hari ini saya ada rezeki dari Tuhan untuk Bapak," katanya sambil menyerahkan sejumlah uang. Bapak itu langsung tak bisa menahan air matanya. Tangannya yang keriput gemetar menerima bantuan tak terduga itu. Terlihat jelas betapa sang Bapak begitu tersentuh, bahkan sempat menunduk beberapa saat untuk menahan tangisnya.



Sebelum berpisah, Jestham memberikan pesan penyemangat, "Semangat terus ya Pak. Kita tidak pernah tahu kapan pertolongan Tuhan datang, tapi percayalah selalu ada jalan bagi yang berusaha." Bapak itu mengangguk penuh syukur, matanya masih berkaca-kaca. Becak yang tadi mogok kini sedang diperbaiki, agar nantinya Ia bisa kembali bekerja mencari nafkah.



Semoga sang Bapak senantiasa diberi kekuatan, kesehatan, dan kelapangan rezeki dalam menjalani hari-harinya. Di balik setiap tetes keringat dan lelah yang Ia rasakan, semoga Tuhan membalasnya dengan keberkahan yang melimpah, serta memudahkan segala urusannya. Mari terus menebar kebaikan sekecil apa pun, karena siapa tahu, tangan kita bisa menjadi perantara pertolongan bagi mereka yang sedang berjuang di ujung kesabaran.

Referensihttps://youtu.be/5QmZl1U-olg