Berjuang Untuk Keluarga! Jestham Traktir Nenek Yang Pekerja Keras

oleh Ramanda Aulizabullet
Ditinjau oleh Thomas Iskandar
Sumber: youtube/@ownerjestham
Sumber: youtube/@ownerjestham

Berjuang Untuk Keluarga! Jestham Traktir Nenek Yang Pekerja Keras

Medan Sunggal, Kota Medan - (15/12/24) Senja itu menyisakan cerita ketika Jestham berdiri di depan minimarket, matanya menangkap siluet seorang nenek yang tubuhnya sudah melengkung digerogoti waktu. Nenek itu sedang asyik memunguti botol-botol plastik bekas, barang yang mungkin dianggap sampah oleh kebanyakan orang, tapi menjadi sumber penghidupan baginya. Jestham pun tak kuasa menahan rasa iba. Ia segera menghampiri nenek tersebut dan mengajaknya masuk ke minimarket untuk membeli kebutuhan pokok. Walaupun ragu dan terlihat tak percaya namun akhirnya sang Nenek mengiyakan dengan senyum penuh haru.



Sebuah tangan yang terulur, menawarkan bantuan yang tak terduga. Nenek itu menatap lekat, matanya berkaca-kaca menyimpan seribu tanya. Di dalam minimarket Ia berdiri, ragu antara kebutuhan dan rasa tak layak menerima kebaikan. Perlahan, beberapa karung beras, minyak goreng, mie instan dan lain-lain sudah memenuhi keranjangnya, barang-barang sederhana yang selama ini menjadi kemewahan tak terjangkau.



Ibu Yang Berjuang Pada Barang Bekas
Ibu Yang Berjuang Pada Barang Bekas


Kehidupan telah mengukir garis keras di wajahnya. Ditinggal suami tercinta oleh sakit paru-paru yang kejam, Ia harus menjadi tiang penyangga bagi anak-anaknya yang bekerja serabutan, ada yang menarik becak, ada yang mengais rongsokan seperti dirinya. Setiap hari adalah perjuangan, di mana rezeki tak selalu datang sesuai harapan, kadang harus menunggu minggu berganti minggu sebelum bisa membeli sekarung beras.



Lebih dari sekadar bantuan materi. Ini tentang mengembalikan martabat, tentang membuat seseorang yang terbiasa menerima sisa-sisa bisa merasa layak untuk mendapatkan yang baru. Jestham memastikan semua kebutuhan pokok terpenuhi. Bahkan Ia menambahkan beberapa barang yang luput diambil sang Nenek, sabun mandi, shampo, deterjen. Jestham juga ingin mewujudkan keinginan sederhana sang Nenek, membeli daging ayam untuk santapan dirumah kali ini. Ia memberikan beberapa jumlah rupiah, sebuah berkat dari Tuhan yang dikirimkan melalui dirinya. Bukan sekadar belas kasihan, tapi upaya untuk membuat bantuan ini benar-benar berarti dalam kehidupan sehari-hari untuk Nenek dan keluarga.



Air mata Nenek itu pun tumpah. Tangannya yang keriput menggenggam erat uang pemberian Jestham sebelum akhirnya memeluknya dengan kuat, menyampaikan rasa terima kasihnya yang besar pada Jestham. Pelukan itu terasa hangat dan penuh makna. Jestham bisa merasakan betapa berartinya bantuan sederhana ini bagi Nenek tersebut. Tubuhnya yang renta namun menyimpan kekuatan seorang perempuan yang tak pernah menyerah, yang rela mengais botol bekas demi sesuap nasi untuk keluarganya.



Di setiap hari yang dilalui penuh perjuangan, semoga selalu ada sambutan baik di setiap hari yang Nenek lalui, semoga Tuhan mencatat setiap langkah kakimu mencari nafkah sebagai ibadah, setiap air matamu sebagai doa, dan setiap kesabaranmu sebagai pahala yang tak terhingga.

Referensihttps://www.youtube.com/watch?v=HCGxiCVqt7I&t=71s