Dagangan yang Tak Habis: Ujian Kesabaran dan Rahasia Rezeki

oleh Ramanda Aulizabullet
Ditinjau oleh Thomas Iskandar
Sumber: youtube/@ownerjestham
Sumber: youtube/@ownerjestham

Dagangan yang Tak Habis: Ujian Kesabaran dan Rahasia Rezeki

Medan Tembung, Kota Medan - (16/03/25) Gemercik rintik hujan yang mulai membasahi jalan pada siang itu tak menghentikan langkah para pencari nafkah, termasuk seorang Kakek berusia 65 tahun yang dengan sabar menuntun sepedanya yang penuh dengan kerupuk dagangan. Jestham, yang kebetulan melintas, tak bisa mengalihkan pandangannya dari sosok renta itu. Kakek tersebut berjalan pelan, mengitari jalan demi jalan, berharap ada yang membeli dagangannya. Matanya yang sudah tak lagi tajam membuatnya memilih menuntun sepeda alih-alih mengendarainya, khawatir membahayakan dirinya dan orang lain.



Tanpa ragu, Jestham menghampiri sang Kakek. Setelah mengobrol sebentar, Ia tahu bahwa Kakek ini hidup sendiri setelah sang istri meninggal empat tahun lalu. Meski memiliki tiga anak dan tiga cucu, Ia tak ingin merepotkan mereka. Dengan tekad kuat, Ia berjualan kerupuk setiap hari, meski penghasilannya tak menentu, kadang hanya cukup untuk makan sehari. "Kalau enggak habis, ya dijual lagi besok," ujar Kakek dengan senyum pasrah.



  Perjuangan di Usia Senja Seorang Bapak 
  Perjuangan di Usia Senja Seorang Bapak 


Sambil membungkus kerupuk, Kakek itu bercerita tentang rutinitasnya berjualan hingga larut malam meski kondisi fisiknya semakin menurun. Penglihatannya yang sudah buram membuatnya harus ekstra berhati-hati dalam setiap langkah. Jestham merasa terharu mendengarnya, terutama ketika mengetahui bahwa Kakek tersebut sudah jarang menjalankan ibadah salat akibat masalah kesehatan yang dialaminya. Dengan penuh kepedulian, Jestham pun memberikan nasihat lembut bahwa mungkin inilah cara Tuhan mengingatkan sang Kakek untuk kembali mendekat kepada Sang Pencipta.



Melihat kondisi sang Kakek, Jestham tergerak untuk membeli semua kerupuk dagangannya. "Saya ada rezeki dari Tuhan mau borong semua jualan Kakek, boleh?" katanya. Kakek itu terlihat terharu sambil mengiyakan. Setelah dihitung, totalnya 35 bungkus kerupuk seharga Rp175.000. Jestham pun membayar penuh tanpa menawar, meski sang Kakek mengaku hanya mendapat untung Rp1.000 per bungkus. "Rezeki dari Tuhan ya untuk Kakek," ucap Jestham sambil menambahkan uang lebih berharap dapat menjadi berkat untuk sang Kakek.



Mata sang Kakek mulai berkaca-kaca, terharu oleh kebaikan yang diterimanya. Rupiah yang diberikan Jestham akan sangat berarti baginya, mungkin untuk membeli baju baru atau memenuhi kebutuhan buka puasa nanti. Dengan rasa syukur yang mendalam, Kakek itu menerima bantuan tersebut. Jestham pun tak lupa memberikan nasihat agar Ia senantiasa menjaga kesehatan dan tidak lupa beristirahat yang cukup. Sebelum berpisah, doa tulus dipanjatkan untuk sang Kakek agar diberikan umur panjang dan kemudahan dalam menjalani kehidupan.



Berbagi tak hanya meringankan beban, tetapi juga menyatukan hati dalam kebahagiaan yang sederhana. Tetap sehat selalu, Kakek. Semoga setiap langkahmu diberi kemudahan dan setiap senyum itu menjadi tanda syukur atas kebaikan yang kau terima.

Referensihttps://youtu.be/-w-MWuHLfgY