Harapan yang Terwujud: Kisah Rezeki Tak Terduga Seorang Bapak Ojol

Harapan yang Terwujud: Kisah Rezeki Tak Terduga Seorang Bapak Ojol
Medan Sunggal, Kota Medan - (10/01/25) Dalam diamnya jalanan yang terpanggang terik, seorang Bapak ojek online berusia 57 tahun terlihat sedang beristirahat di pinggir jalan. Tangannya memegang nasi bungkus sederhana yang mungkin menjadi satu-satunya santap siangnya hari itu. Wajahnya yang lelah namun tetap tegar menarik perhatian Jestham yang saat itu kebetulan melintas bersama dengan rekan lainnya.
Dengan langkah mantap, Jestham menghampiri sang Bapak dan mengucapkan kalimat yang mengubah harinya, "Saya da rezeki dari Tuhan, mau ajak Bapak belanjain sembako sepuasnya, mau, gak?" Bapak ojol itu pun terkejut, matanya berkaca-kaca. Ia bergumam pelan mengiyakan, seolah tak percaya dengan tawaran yang datang tiba-tiba di saat Ia sedang beristirahat sejenak dari kelelahan bekerja. Disusul sang Bapak, Jestham menuntun didepan jalan untuk mengunjungi sebuah minimarket terdekat.
Di minimarket itu, Jestham menjelaskan bahwa sang Bapak bebas untuk mengambil apa saja kebutuhan pokok rumah tangga selama waktu 2 menit. Dengan semangat yang menyentuh hati, Ia bergegas mengambil beras, minyak, gula, telur, dan kebutuhan pokok lainnya. "Cepat, Pak! Ambil lagi!" seru Jestham sambil tertawa, membuat suasana semakin hangat. Tak lupa Ia juga mengambil susu dan roti untuk persediaan sarapan dirumah, serta deterjen untuk membantu pekerjaan istrinya. Setelah semuanya berhasil dikumpulkan, ada perasaan lega sekaligus haru yang menyelimuti perasaan sang Bapak, "Ini seperti mimpi," lirihnya sambil menahan haru tangis, tangannya yang tadinya memegang nasi bungkus kini memegang erat barang-barang yang selama ini mungkin sulit Ia dapatkan.

Perjuangan sang Bapak selama ini tidaklah mudah. Setiap hari Ia berangkat sebelum subuh dan pulang larut malam, menempuh jarak puluhan kilometer demi menghidupi istri dan dua anaknya yang sudah dewasa. "Dulu anak-anak saya bisa kuliah berkat beasiswa," ceritanya dengan bangga, meski harus mengakui betapa beratnya memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di balik semua kerja keras itu, tersimpan mimpi sederhana yang belum kesampaian, makan pizza bersama keluarga. "Saya belum pernah mencicipi pizza. Tidak tahu bentuknya seperti apa," akunya dengan jujur.
Keharuan semakin memuncak ketika Jestham memberikan bantuan tambahan khusus untuk mewujudkan impian sederhana sang Bapak. Uang yang diberikan bukan sekadar nominal materi, melainkan peluang untuk mewujudkan kerinduan lama, mencicipi pizza bersama keluarga yang selama ini hanya ada dalam angannya. Air mata sang Bapak nyaris tumpah menyadari rezeki tak terduga yang datang tepat di saat Ia sedang beristirahat dari kelelahan seharian.
Sebuah pengakuan tulus bahwa kerja keras seorang kepala keluarga pantas mendapat apresiasi, sekaligus bukti nyata bahwa kebaikan selalu datang di saat yang tepat. Dalam keharuan itu, Ia teringat pada istri tercinta yang setia menanti di rumah, dan anak-anak yang selalu memaklumi kesibukannya mencari nafkah. Untuk Bapak pejuang keluarga, semoga rezeki yang halal dan berkah terus mengalir, kesehatan selalu menyertai. Teruslah berjuang, karena tak ada usaha tulus yang sia-sia, setiap langkah ikhlas seorang ayah adalah doa yang tak terputus untuk keluarga tercinta.