Jejak Kebaikan: Perjalanan Jestham dan Semangat Tanpa Henti Seorang Ayah

Jejak Kebaikan: Perjalanan Jestham dan Semangat Tanpa Henti Seorang Ayah
Lubuk Pakam, Deli Serdang - (25/02/25) Di sebuah sore yang cerah, Jestham kembali melanjutkan misi kebaikannya dengan menyapa seorang Bapak paruh baya yang sedang sibuk memungut barang bekas di depan minimarket. "Permisi Pak, lagi ngapain?" tanya Jestham ramah. "Ngambil botol bekas untuk dijual lagi," jawab Bapak itu dengan senyum sederhana. Tanpa pikir panjang, Jestham mengajaknya berbelanja sembako. "Kalau ada rezeki dari Tuhan, kita belanja di dalam, mau, Pak?" Bapak itu mengangguk antusias, mengunci becaknya, dan mengikuti Jestham masuk ke dalam minimarket.
Perbincangan hangat pun terjadi di antara rak-rak berisi makanan pokok. Pak Irfan, seorang tukang becak berusia 57 tahun yang terpaksa mencari tambahan penghasilan dengan mengumpulkan botol bekas. "Ini kerja sampingan, Bu. Kalau becak sepi, ya cari cara lain," ujarnya sambil mengeluh pelan. Setiap hari, Ia berangkat jam 5 pagi dan baru pulang jam 10 malam, namun penghasilannya seringkali tak sebanding dengan kerja kerasnya. "Kalau dapat Rp50.000 sehari saja, sudah syukur," katanya.

Melihat semangat Pak Irfan, Jestham tergerak untuk memberinya kesempatan berbelanja gratis selama dua menit, memperbolehkan sang Bapak dapat mengambil apa saja dalam waktu tersebut. Saat waktunya dimulai, Bapak Irfan langsung bergerak cepat, mengambil beras, minyak goreng, telur, mie instan, kopi, sabun, dan kebutuhan pokok lainnya. Jestham terus memotivasinya, "Cepat, Pak! Ambil lagi! Banyakin berasnya!" Wajah Bapak Irfan berseri-seri antara gugup dan bahagia.
Usai belanja, Jestham dan Pak Irfan berbincang lebih dalam sembari menunggu pembayaran. Ternyata, kehidupan keluarga Bapak Irfan tak semudah yang dibayangkan. "Beras di rumah sering habis, Bu. Zaman sekarang ekonomi sulit," katanya dengan nada lirih. Namun, Ia pantang menyerah. Dua anaknya sudah berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi di salah satu Universitas kebanggaan Sumatera. "Sebisa mungkin kami dukung anak-anak. Harta kan tidak dibawa mati," ujarnya penuh kebijaksanaan.
Jestham tak bisa menyembunyikan kekagumannya. Ia pun mengingatkan Bapak Irfan untuk selalu melibatkan Tuhan dalam setiap langkah hidupnya. "Bapak ingat tidak, yang memberi berkat itu siapa?" tanya Jestham. "Tuhan," jawab Bapak Irfan mantap. "Nah, kalau begitu, jangan sampai karena sibuk bekerja, Bapak lupa beribadah di hari Minggu," pesan Jestham. Bapak Irfan mengangguk, tersentuh oleh nasihat itu.
Sebagai bentuk perhatian lebih, Jestham memberikan sejumlah uang tambahan kepada Bapak Irfan. "Ini ada sedikit rezeki lagi untuk Bapak. Bisa dipakai buat kebutuhan lain," ujarnya. Bapak Irfan hampir tak percaya, matanya berkaca-kaca. "Terima kasih banyak, Bu. Panjang umur dan sehat selalu," ucapnya penuh haru. Jestham juga menyelipkan frozen food ke dalam belanjaan karena Ia melihat Bapak Irfan tak sempat mengambilnya tadi.
Perjalanan kebaikan hari ini pun berakhir dengan senyuman dan doa yang tulus. Semoga Tuhan membalas setiap langkah-langkah kaki yang lelah dengan pintu rezeki yang tak terduga, mengubah setiap kesulitannya menjadi kemudahan. Teruslah melangkah, Pak! Di balik semua kesulitan hari ini, Tuhan sedang menyiapkan cerita indah tentang keajaiban untuk keluarga Bapak. Semoga kebaikan-kebaikan kecil ini bisa menjadi embun penyejuk di tengah perjuangan panjang Bapak Irfan.