Jestham Berbagi : Anak Hebat, Bekerja Sejak Dini

Jestham Berbagi : Anak Hebat, Bekerja Sejak Dini
Kesawan, Kota Medan - (21/12/24) Udara dingin dari pendingin ruangan minimarket kian menusuk kulit, kontras dengan kehangatan pancake durian yang dibawanya. Anak itu, dengan mata yang penuh harap, mengamati setiap pengunjung yang masuk. Ia tahu, Jestham seringkali berbelanja di minimarket ini, membeli kebutuhan pokok dalam jumlah besar untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan. Hari ini, di antara rak-rak makanan ringan dan minuman dingin, ia berharap bisa bertemu dengan sang dermawan, menyampaikan harapannya, dan mungkin, merasakan keajaiban yang sering diceritakan orang-orang.
Seolah memang ditakdirkan, seperti yang dikatakan bahwa tak ada sehelai daun yang jatuh tanpa izin Tuhan, seperti itulah cara semesta bekerja. Anak itu, benar-benar dipertemukan dengan seseorang yang dinanti-nantinya. Jesica Thamrin, sosok seorang yang dimaksud menjadi harapannya untuk dapat bertemu, kala itu benar menginjakkan kaki nya kembali pada sebuah minimarket tersebut. Lantas, pemandangan bertatap wajah itu terjadi.
Farhan, anak kecil itu mengungkapkan bahwa Ia sering menonton Jestham yang kerap sering berbagi dan membantu sesama. Terungkap kisah, Farhan hidup sebatang kara setelah sang Ibu meninggal dan tanpa sosok Ayah. Anak sekecil itu, harus merasakan lebih awal kerasnya dunia, Ia menghidupi dirinya sendiri dengan mendagangkan pancake nya yang Ia ambil dari orang yang kini tinggal bersamanya. Dari sebuah pancake, Ia giat bekerja sedari dini untuk bisa disimpan dan memiliki tabungan. Saat ini Farhan sedang menduduki bangku kelas 4, Ia bahkan harus memampukan biaya sekolahnya untuk Ia dapat melanjutkan sekolah.
Cerita demi cerita yang Ia sampaikan begitu menyakitkan didengar, Jestham bersama dengan rekan yang kala itu tak mampu menahan tangis, yang bahkan, Farhan sendiri pun terlihat sangat kuat dan tegar menghadapinya, mereka membayangkan bagaimana sulitnya kehidupan seperti itu harus dijalani oleh anak sekecil itu. Tak ada yang men5yangka, bertepatan saat itu Ia mengatakan bahwa beberapa hari lagi Ia akan berulang tahun, sedih tuturnya karena tak lagi dapat merayakan bersama sang Ibu.

Sedikit perayaan kecil, Jestham dan yang lainnya turut mempersembahkan hanya dengan bermodalkan pancake dengan lilin yang menyala diatasnya. Sederhana, namun terasa sangat berharga untuk dapat dilakukan bersamanya meskipun beberapa hari lebih cepat dari hari lahirnya. Sumringah bahagia muncul dari raut wajahnya, seraya memanjatkan doa Ia meniup lilin-lilin itu hingga padam. Indah, haru, dan menghangatkan. Segala rasa terasa campur aduk dihati. Ingin memberikan sesuatu yang mungkin dapat membahagiakan anak kecil itu, sekaligus sebagai hadiah karena akan berulang tahun, Jesica Thamrin yang teringat bahwasanya Farhan tidak pernah sekalipun berbelanja ataupun sekedar membeli jajanan di minimarket ini, membuat Ia saat itu juga mengajak anak kecil itu untuk membeli apapun yang Ia mau, mewujudkan salah satu hal yang mungkin sudah sepantasnya Ia rasakan.
Seperti bahagia nya seorang anak kecil pada umumnya, tentu ajakan itu sangat disambut gembira oleh Farhan. Dengan semangat Ia menyusuri rak demi rak yang tersusun berbagai macam makanan ringan, atau bahkan kebutuhan pokok lainnya yang dapat Ia gunakan dirumah. Satu per satu semua yang Ia inginkan sudah terkumpul membawakan perasaan bahagia yang tak terkira untuknya. Tidak hanya itu, Jestham yang saat itu mengetahui bahwa dari penjualan pancake inilah Farhan dapat melanjutkan kehidupan sehari-hari, Ia meraup habis dagangan anak kecil itu, mendukungnya agar tetap melakukan hal-hal baik seperti tetap rajin untuk menabung, dan berharap dapat membantunya meringankan sedikit beban yang Ia pikul. Sedikit rezeki Ia percayakan untuk dapat diterima oleh Farhan sebagai rezeki yang dititipkan oleh Tuhan.
Layaknya orang tua yang selalu memberi petuah kepada anak-anaknya, Jestham berharap Farhan dapat tetap berada di jalan yang benar, hidup tanpa sentuhan kasih dan sayang orang tua adalah hal yang paling menyakitkan, dengan itu Ia menuturkan agar selalu senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa, menjalankan ibadah untuk tetap selalu melaksanakan Sholat, berharap kelak Farhan dapat lebih dikuatkan menjalani kehidupan yang penuh liku ini.
Teruntuk Farhan, bagaimana pun kehidupanmu kelak, lihatlah ke belakang untuk melihat sudah sejauh apa langkah kakimu membawa dirimu dengan sebegitu kuatnya. Dunia berjalan dan bekerja dengan caranya, sedang tugasmu adalah tetap melanjutkan perjuanganmu untuk menggapai setiap cita-cita mu, tetap kuatkan segala usaha dan lebih keraskan doa-doa yang kau panjatkan, maka percayakan segala sesuatu itu mejadi bagian dari tangan Tuhan. Tetap semarakkan semangatmu, Farhan. Kelak kesuksesan menanti dirimu di masa depan.