Jestham Traktir : Pak Jumangin, Driver Ojol Pekerja Keras

Jestham Traktir : Pak Jumangin, Driver Ojol Pekerja Keras
Medan Timur, Kota Medan - (16/12/24) Terik mentari pada siang itu, menjadi saksi bagi jutaan kisah yang terhampar dibawahnya. Setiap jengkal tanah yang dipijak, setiap tatapan yang mendongak ke langit, menyimpan cerita tentang perjuangan, harapan, dan impian yang membara. Di tengah hiruk pikuk kota yang tak pernah tidur, manusia-manusia berjuang dengan gigih, mengadu nasib dalam labirin kehidupan yang penuh liku.
Tidak terkecuali saat itu juga, Jesica Thamrin yang sedang melakukan perjalanan untuk bertemu dengan sesiapa yang kemungkinan mereka lah orang-orang yang bertempur dengan keras pada kehidupan luar lalu lintas padatnya jalanan kota.
Ditengah-tengah perjalanan itu Ia bertemu dengan seorang Bapak Ojol yang bertepatan juga sedang melintas, tak urung lalu menyapa dan memanggil Bapak tersebut. "Bapak, Saya ada rezeki dari Tuhan," ucapnya dengan suara lantang, "Belanja sembako sepuasnya, mau, Pak?"
Tawaran itu bagaikan oase di tengah gurun pasir. Mata yang berbinar dan semangatnya kembali menyala ketika wanita usia 31 tahun tersebut mengajaknya untuk berbelanja kebutuhan pokok di salah satu minimarket yang tak jauh dari tempat dimana mereka berada.
Bapak Jumangin, yang hari-harinya berprofesikan sebagai penarik Ojek Online yang saat itu menjadi salah satu orang yang atas rencana Tuhan, terpilih bertemu dengan Jestham, melalui program rutin "Jestham Traktir" yang sudah berjalan atas dasar ketulusan hatinya peduli membantu sesama, menciptakan kebahagiaan hangat yang harapannya dapat berdampak lebih baik kepada mereka yang memerlukan.
Dengan sesampainya mereka di minimarket terdekat, disitulah perbincangan diselingi hangat tawa dari Pak Jumangin, yang merekah kebahagiaannya, kala itu. Dalam waktu dua menit, Jestham mempersilakan Pak Jumangin mengambil semua kebutuhan pokoknya. Waktu singkat itu dimaksudkan agar Pak Jumangin tidak ragu dan segera memenuhi keranjang belanjanya.
Dengan cekatan, Pak Jumangin mengumpulkan beras, minyak, gula, kopi, mi instan, telur dan berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya. Jestham kala itu pun turut membantu, memastikan tidak ada kebutuhan yang terlewat.
Kita tidak pernah tahu bagaimana kisah dibalik setiap perjuangan orang tua yang diberikan hanya demi keluarga nya, tidak memandang apapun profesi nya. Sosok Pak Jumangin sendiri yang sukses menjadi seorang Ayah dalam memperjuangkan pendidikan bagi anak-anaknya bahkan hingga saat ini Ia memiliki prinsip tidak ingin menyulitkan sang anak, jika Ia masih sanggup untuk mencukupi dan menghidupi dirinya dan juga Istrinya yang sampai kapanpun menjadi sebuah tanggung jawab baginya.

Dengan usia yang semakin berlanjut menua, Pak Jumangin masih tetap memedulikan bagaimana kelak kehidupannya dengan sang Istri dapat dinikmati dengan nyaman di masa tua nya nanti. Dengan rasa terima kasih Ia mengungkapkan bagaimana harapan-harapan baiknya untuk Istri tercinta, dan sangat bersyukur atas apa yang telah Tuhan beri kepadanya hari itu. Ia membayangkan atas apa yang telah Ia dapatkan agar segera dibawa pulang kerumah, membawa kabar bahagia yang tidak sabar untuk dinikmati bersama orang tersayang nya.
Ia turut berterima kasih banyak kepada Jesica Thamrin, yang dengan ikhlas peduli dan berbagi demi seutas senyum yang terbit dari orang-orang yang bahkan tidak pernah dikenal sama sekali olehnya. Indahnya kebaikan yang hadir dari hati yang tulus, maka percayalah sekecil apapun yang kau berikan akan menuai keindahan yang besar baik bagi mereka yang kau ulurkan tangan maupun juga bagimu yang mengulurkan tangan.