Tisu & Harapan : Perjuangan Bapak Penjual Tisu Demi Hari Tua

Tisu & HarapanTisu & Harapan : Perjuangan Bapak Penjual Tisu Demi Hari Tua
Lubuk Pakam, Deli Serdang - (16/02/25) Di tengah teriknya matahari siang itu, seorang Bapak tua terlihat duduk dengan sabar di pinggir jalan. Di depannya, tisu-tisu dalam kemasan plastik tertata rapi menunggu pembeli. Wajahnya yang penuh kerutan menceritakan perjalanan hidup yang tak mudah, namun matanya masih memancarkan semangat yang tak pernah pudar. Jestham yang kebetulan melintas, terhenti oleh ketegaran yang terpancar dari sosok sederhana itu.
Dengan sapaan hangat, Jestham memulai percakapan. Bapak itu pun perlahan membuka cerita tentang perjuangannya yang berjualan tisu sejak pagi hingga petang, pulang hanya ketika magrib tiba, dan berjuang memenuhi kebutuhan keluarga di tengah ekonomi yang semakin sulit. "Dapatnya petang, habisnya pagi," keluhnya, menggambarkan betapapun keras Ia bekerja, penghasilannya nyaris tak pernah cukup.
Mendengar itu, hati Jestham tersentuh. Ia pun mengajukan tawaran tak terduga: membeli semua tisunya agar sang Bapak bisa pulang lebih awal. Mata Bapak itu berbinar, seolah tak percaya dengan rezeki yang datang tiba-tiba. Setelah dihitung, total dagangannya senilai Rp225.000, tetapi Jestham memberikan lebih lembaran pecahan merah yang membuat sang Bapak tercekat.

Air mata kebahagiaan yang tiba-tiba mengalir di wajah Bapak itu menjadi saksi bisu dari rasa syukur yang tak terucapkan. Tangannya yang bergetar saat menerima uang tersebut seolah tak percaya akan kemurahan hati yang datang tiba-tiba. Selama ini, Ia hanya mengenal kerasnya kehidupan di jalanan dimana orang-orang sering berlalu begitu saja tanpa peduli. Tapi sore itu, takdir mempertemukannya dengan seseorang yang mau mendengarkan ceritanya, memahami perjuangannya, dan memberikan bantuan tanpa diminta.
Jestham pun tak kuasa menahan haru. Ia menyemangati Bapak itu, meyakinkannya bahwa setiap tetes keringatnya adalah doa yang tak akan sia-sia. "Bapak kuat karena punya tanggung jawab. Percayalah, Tuhan selalu melihat perjuangan orang-orang seperti Bapak," ujarnya sambil menepuk pundak sang Bapak.
Di ujung pertemuan ini, mari kita doakan semoga perjuangan Bapak penjual tisu senantiasa diberi kekuatan dan kemudahan oleh Yang Maha Kuasa. Semoga setiap langkah kakinya yang lelah diaspal jalanan diganti dengan jalan-jalan kemudahan, setiap tetes keringatnya berubah menjadi berkah yang melimpah, dan setiap kesabarannya berbunga menjadi kebahagiaan di hari tua. Untuk Bapak dan semua pejuang kehidupan di luar sana, tetaplah berjalan walau pelan, karena tidak ada ketulusan yang sia-sia di mata-Nya.